
Juni 2025
Umat Pilihan
“Namun, kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1Petrus 2:9-TB2)
PENGANTAR
Surat 1Petrus dikirimkan kepada jemaat di sekitar wilayah Asia Kecil (Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia) (1:1) yang sedang menghadapi diskriminasi dan penganiayaan karena iman mereka. Mereka sering dianggap sebagai kelompok subversif karena tidak mau menyembah dewa-dewa pagan juga kaisar Romawi.
Karena itu, penulis surat ini mendorong jemaat untuk fokus pada pengharapan di dalam Kristus (bdk. 1: 3-7), menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan (bdk. 2:21-24; 3:18), serta menyadari panggilan mereka sebagai “bangsa yang terpilih (γένος ἐκλεκτόν), imamat yang rajani (βασίλειον ἱεράτευμα), bangsa yang kudus (ἔθνος ἅγιον), umat Allah sendiri (λαὸς εἰς περιποίησιν)”, yang berangkat dari Kel. 19: 5-6 dan Yes. 43: 20-21 (bdk. 2: 9-10). Identitas sebagai “umat Allah” ini bahkan disejajarkan dengan pengalaman orang Israel ketika berada di pembuangan (bdk. Mzm. 39: 12), dimana penulis menggunakan istilah “παρεπίδημος” dan “πάροικος” (“orang asing”, “pendatang” atau “perantau”) (bdk. 1: 1; 2: 11).
Penulis mengajak jemaat untuk menjaga kekudusan (bdk. 1: 15-16), yang merupakan cerminan sifat Allah (bdk. Im. 11: 44), serta ketaatan dalam relasi sosial, baik kepada pemerintah, kepada tuan atau atasan, dan kepada pasangan demi kemuliaan Allah (bdk. 2: 12-17). Ajakan ini unik, sebab di satu sisi jemaat diajak untuk “hidup kudus”, dengan tidak kompromi terhadap penyembahan-penyembahan pagan Yunani-Romawi, tetapi di sisi lain, mereka diajak untuk mengadopsi nilai-nilai kebaikan Yunani-Romawi dalam kehidupan sosial (bdk. 2:12).
Dalam konteks sekarang, surat ini sangatlah relevan menjawab pergumulan jemaat yang menghadapi tekanan atau ketidakadilan sosial akibat sebuah sistem yang tidak sehat, apakah karena disebabkan oleh negara, lingkungan sekitar, atau lingkungan kerja, dimana iman jemaat “diuji” dengan rupa-rupa ajaran dari keyakinan lain.
***
Minggu I (1 Juni 2025)
Minggu Exaudi
GEMBALAKANLAH KAWANAN DOMBA ALLAH
1Petrus 5: 1-11
Ada tiga poin yang diungkapkan penulis dalam perikop ini: Pertama, soal sikap dan upah bagi para pelayan gereja (ay. 1-4); Kedua, pentingnya memiliki “kerendahan hati” (ταπεινός) (ay. 5-7); dan ketiga, pentingnya keteguhan iman di tengah penderitaan atau tekanan (ay. 8-11).
FOKUS: Menanamkan rasa tanggung jawab pastoral bagi jemaat yang rindu melayani.
Artikel Terkait
Minggu II (8 Juni2025)
Pentakosta
KEKUDUSAN & KASIH PERSAUDARAAN
1Petrus 1: 13-25
Sebagai “umat pilihan” yang telah diselamatkan melalui Kristus bukan berarti membebaskan kita untuk hidup menurut hawa nafsu. Sebaliknya kita dituntut untuk hidup kudus oleh kuasa Roh Kudus (bdk. 1: 2). Kekudusan hidup merupakan bagian dari panggilan umat pilihan dengan meneladani kekudusan Allah (ay. 13-16), sebab umat pilihan telah ditebus dengan “darah yang mahal” (ay. 17-21). Selain itu, kekudusan diwujudnyatakan melalui “kasih persaudaraan” (φιλαδελφία), yang berakar dari firman Allah, yang hidup dan kekal (ay. 22-25).
FOKUS: Mendorong jemaat untuk memelihara kekudusan dan menumbuhkan kasih persaudaraan sebagai respons atas keselamatan dari Allah melalui Kristus Yesus.
Minggu III (15 Juni 2025)
Minggu Trinitas
KESELAMATAN MELALUI KRISTUS
1Petrus 1: 1-12
Orang-orang percaya merupakan orang-orang pilihan, sesuai rencana Allah, yang dikuduskan oleh Roh Kudus, dan diselamatkan melalui kebangkitan Kristus (ay. 2). Karena itu, dalam menghadapi penderitaan dan tekanan, hendaknya fokus pada pengharapan dan anugerah Allah, yang telah dinyatakan oleh Roh Kudus sejak zaman para nabi (ay. 3-12).
FOKUS: Menanamkan prinsip iman bahwa keselamatan merupakan rencana Allah, yang dikerjakan melalui Kristus, dan dinyatakan oleh Roh Kudus.
Minggu IV (22 Juni 2025)
HIDUP SEBAGAI HAMBA ALLAH
1Petrus 2: 11-17
Perikop ini berisi seruan untuk menjadi warga negara yang baik, meskipun hidup di tengah dunia yang bukan “rumah” kita (ay. 11-12). Umat Allah hendaknya menunjukkan sikap tunduk dan hormat kepada lembaga-lembaga manusia (ay. 13-15), tetapi dengan tetap berpegang pada prinsip kekudusan, sehingga ketundukan yang dibangun bukan ketundukan yang bertentangan dengan kehendak Allah, melainkan ketundukan yang mencerminkan hidup sebagai “hamba Allah” (Θεοῦ δοῦλοι) (ay. 16-17).
FOKUS: Mendorong jemaat untuk menjadi warga negara yang baik dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip iman Kristen.
Minggu V (29 Juni 2025)
PENGELOLA ANUGERAH ALLAH
1Petrus 4: 1-11
Umat Allah didorong untuk memiliki tekad seperti Kristus dalam menghadapi penderitaan atau tekanan (ay. 1-2), meninggalkan cara hidup yang lama (ay. 3-6), hidup dalam kasih (ay. 7-9), serta mau melayani sesama sebagai “pengelola yang baik dari berbagai anugerah Allah” (οἰκονόμοι ποικίλης χάριτος Θεοῦ) (ay. 10-11).
FOKUS: Mendorong jemaat untuk memiliki tanggung jawab sebagai “umat pilihan” dalam mengelola berbagai anugerah Allah yang ada dalam gereja.
-oOo-

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC