
Diam! Tenanglah!
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. (1Petrus 1: 3-4)
Belakangan ini hidup kok terasa semakin sulit ya? Ingin punya pekerjaan tetapi sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian kita. Ingin bangun usaha, tetapi bingung mau mulai dari mana. Tak jarang kita terdorong oleh motivasi para motivator di sekitar kita yang bilang supaya kita memulai saja dengan apa yang ada. Jadi, tak peduli tawaran pekerjaan itu tidak sesuai dengan keahlian kita, yang penting bisa bekerja dulu untuk mencari nafkah hidup. Tak peduli usaha itu bukan passion-nya kita, yang penting jalani saja dulu. Entah apakah kita sungguh-sungguh termotivasi atau terjebak akibat kepanikan dalam batin.
Namun mau bagaimana lagi, hidup harus terus berjalan dan diperjuangkan, kecuali kita mau pasrah dan digerus oleh derasnya perkembangan zaman. Apalagi, banyak orang yang bilang bahwa “dunia sedang tidak baik-baik saja”. Ekonomi sedang melandai, ancaman krisis di depan mata. Pemerintah saja kelihatan tak punya arah dalam memimpin, belum lagi kecamuk perang dimana-mana.
Sadar atau tidak, kita sedang terperangkap dalam ketidakpastian dan kekacauan dunia. Pikiran kita sedang diubrak-arik oleh “cara berpikir” duniawi, dimana kebahagiaan, kesejahteraan, kenikmatan, dan kenyamanan hanya akan kita raih kalau kita punya segudang harta yang menopangnya.
Artikel Terkait
Mungkin kita lupa kalau kita adalah “orang-orang yang dipilih, sesuai rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya” (1Ptr. 1: 2). Kita hanyalah “pendatang” di dunia yang penuh gejolak ini, sebab kita berhak atas “warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga” (1Ptr. 1: 4).
Jadi, kehadiran kita di dunia ini adalah untuk menjalankan “pekerjaan Allah”, menghadirkan damai sejahtera di tengah dunia yang sedang galau oleh ketidakpastian. Memperkenalkan Kristus, Sang Harapan itu, kepada orang-orang yang sedang kehilangan harapan. Tapi, bagaimana kita bisa melakukan itu jika kita sendiri terjebak dalam ketidakpastian dan kehilangan harapan?
Maka, tenanglah dulu. Arahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan, yang telah menyelamatkan kita melalui Kristus dan menuntun kita dengan Roh Kudus. Hanya dengan fokus kepada rencana Allah, maka kita akan bisa menghadapi tekanan hidup kita. Sebab, Tuhan memilih kita bukan untuk binasa! Ibarat berada di tengah gelombang samudera oleh riuh rendah gejolak dunia, jangan panik, sendengkanlah telinga kita pada suara yang kita kenal itu, “Diam! Tenanglah!” (Mrk. 4: 39). Ia sedang meredakan sakal yang memorak-porandakan bahtera hidup kita. Percayalah! Amin!
JIKA KRISTUS SANGGUP MENYELAMATKAN KITA DARI DOSA, MAKA IA PUN SANGGUP MENYELAMATKAN KITA DARI PROBLEM DUNIA

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC