
Hidup Sebagai Hamba Allah
“Hiduplah sebagai orang merdeka dan jangan menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan, melainkan hiduplah sebagai hamba Allah” (1Petrus 2: 16 TB2)
Dalam kunjungan ke sebuah penjara, kami bertanya kepada beberapa orang tahanan, “Jika kamu dibebaskan nanti, apa yang akan kamu lakukan?” Berbagai jawaban pun diberikan, yang intinya mereka ingin mengalami perubahan hidup, mencari pekerjaan yang baik, dan sedapat mungkin tidak akan kembali lagi ke dalam penjara. Artinya, penjara telah membuat mereka sadar betapa berharganya sebuah “kebebasan”!
Artikel Terkait
Demikian juga kita sebagai “umat pilihan” Allah. Kita telah dibebaskan dari belenggu dan penjara dosa yang membinasakan itu melalui darah Kristus. Kita ditebus “bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus... yang tak bernoda dan tak bercacat” (1Ptr. 1: 18-19).
Jadi, di dalam Kristus kita adalah “orang-orang merdeka”. Namun, bukan berarti kita hidup sesuka hati kita, sebaliknya kita diajak untuk menjadi orang-orang merdeka yang hidup sebagai “hamba Allah”. Dengan kata lain, kita merdeka dari segala belenggu dosa, maka sudah seharusnya kita hidup menjauh dari cara hidup orang berdosa. Caranya, dengan menghambakan diri kita kepada Tuhan. Tunduk dan taat pada segala firman Tuhan, sehingga kemerdekaan kita tidak menjadi sia-sia. Amin!
MENJADI HAMBA ALLAH BERARTI MENYERAHKAN SELURUH HIDUP KITA PADA TUNTUNAN ALLAH.

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC