
Paus Fransiskus Mungkin Tidak Akan Memveto Penunjukan Dubes AS untuk Vatikan
Paus Fransiskus diperkirakan tidak akan memveto pilihan Presiden Trump atas seorang kritikus terkenal sebagai duta besar AS untuk Takhta Suci Vatikan.
Sebelumnya, Presiden Trump telah memilih Brian Burch, seorang pemimpin advokasi sayap kanan, sebagai kandidat duta besar untuk Vatikan. Burch dikenal dengan sikapnya yang mengkritisi kebijakan Paus Fransiskus, yang dinilai terlalu ramah dengan kaum LGBTQ. Sikap Paus itu dinilainya telah menyebabkan “kebingungan besar” bagi 1,4 miliar umat Katolik di dunia.
Penunjukan Burch disampaikan Presiden Trump pada Desember lalu, yang kemudian ditanggapi oleh Austen Ivereigh, seorang penasihat kepausan. Menurut Ivereigh, Vatikan punya “hak penuh” untuk menolak mengakreditasi Burch sebagai duta besar.
Namun, pejabat Vatikan mengatakan bahwa Paus akan menghindari pertikaian diplomatik dengan AS, dan tidak akan memveto penunjukan Burch.
Paus Fransiskus biasanya sangat berhati-hati dalam terlibat di perdebatan politik. Namun, ia sangat kritis terhadap beberapa prioritas kebijakan Presiden Trump, termasuk rencana untuk mendeportasi jutaan imigran yang tidak berdokumen. Menurut Paus, kebijakan itu merupakan “aib.”
Burch sendiri, yang masih menantikan jadwal konfirmasi Senat AS, masih enggan mengomentari hal tersebut.
Ketika ditunjuk oleh Trump, Burch hanya menulis di akun X-nya, “Saya berkomitmen untuk bekerja dengan para pemimpin di dalam Vatikan dan pemerintahan baru untuk mempromosikan martabat semua orang dan kebaikan bersama.”
Artikel Terkait
Ia merupakan bagian dari CatholicVote sejak 2005. Kelompok ini dikenal sangat dekat dengan Partai Republik, yang bertujuan untuk memobilisasi warga Katolik di AS untuk mendukung politik partai itu.
Pada 2023, Burch mengkritik tajam keputusan Paus untuk mengizinkan para imam memberikan berkat kepada pasangan sesama jenis. Burch juga menuduh Paus menggunakan “pola dendam” dalam menjalankan kebijakannya, menyusul keputusannya untuk menyingkirkan seorang uskup Katolik di Texas, yang telah mengunggah materi sayap kanan dan teori konspirasi di media sosial.
Dua mantan duta besar AS untuk Vatikan menilai bahwa Burch akan menghadapi kesulitan menghadapi para pejabat Vatikan, mengingat kritiknya terhadap Paus.
“Orang-orang di Vatikan membaca berita,” kata Ken Hackett, duta besar AS di Vatikan pada masa Presiden Obama tahun 2013-2017. “Mereka tidak suka diremehkan atau mendengar hal-hal negatif tentang mereka atau tentang Bapa Suci.”
Sementara, Francis Rooney, duta besar di era Presiden George W. Bush tahun 2005-2008, mengatakan bahwa para pejabat Vatikan menganggap hubungan mereka dengan pemerintahan AS sangat penting, tetapi mereka sangat berhati-hati dalam berinteraksi dengan para pengkritik Paus.
“Jika dapur terlalu panas untuk membahas beberapa isu di depan publik, maka mereka pasti akan mundur,” kata Rooney. “Satu-satunya orang yang tidak akan mereka lawan adalah Paus.”
Pastur Tom Reese, seorang pastur Jesuit AS, mengatakan Vatikan mengharapkan para duta besar untuk mendorong agenda negara mereka.
“Dia adalah pelobi pemerintah AS di Vatikan,” kata Reese menanggapi peran Burch di masa depan. “Tapi ... seorang pelobi yang menjengkelkan tidak akan menghasilkan banyak hal”.
Editor: OYR
Kirim Donasi