
Presiden Trump Izinkan Imigrasi Melakukan Penangkapan di Gereja
Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang mengizinkan petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) untuk melakukan penangkapan saat kebaktian di gereja.
Dalam peraturan sebelumnya, petugas ICE dilarang untuk melakukan penangkapan di “lokasi sensitif”, yang mencakup tempat ibadah dan sekolah.
Perubahan kebijakan ini dikeluarkan oleh Benjamine Huffman selaku Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Presiden Trump telah menegaskan komitmennya untuk “mengusir” para imigran yang tidak memiliki dokumen sah dan telah berada di AS terus-menerus selama lebih dari dua tahun.
Dalam keterangannya, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan, “Para penjahat tidak akan bisa lagi bersembunyi di sekolah-sekolah dan gereja-gereja di Amerika untuk menghindari penangkapan. Pemerintahan Trump tidak akan membatasi tangan para penegak hukum kita yang berani, dan sebaliknya mempercayai mereka untuk menggunakan akal sehat”.
Artikel Terkait
- Paus Fransiskus Mungkin Tidak Akan Memveto Penunjukan Dubes AS untuk Vatikan
- Khotbah Uskup Budde Membuat Trump Geram
- Para Pemimpin Gereja di Yerusalem dan Uskup Agung Anglikan Serukan Gencatan Senjata di Gaza
- Para Pemimpin Gereja di Inggris Desak Perdana Menteri untuk Bantu Hentikan Perang di Gaza
- Alasan Mengapa Trump Tidak Meletakkan Tangannya di Atas Alkitab Saat Pelantikan
Pendeta Mindy Bell, seorang pendeta Amerika-Inggris yang tinggal di Inggris, mengatakan bahwa para pemimpin gereja perlu bertindak dengan kebijaksanaan dan belas kasih, saat perintah eksekutif ini diberlakukan.
“Kita bersaudara,” katanya. “Kita adalah saudara dalam Kitab Suci, kita adalah saudara perempuan dan laki-laki dan saudara kandung.”
Pada kebaktian lintas agama minggu ini, Uskup Washington memohon Trump untuk “mengasihani” para imigran. Sejak itu, ia menghadapi ancaman pembunuhan secara daring, setelah Trump membalas dengan mengatakan bahwa Uskup Budde “tidak pantau dalam pekerjaannya” dan seorang “kiri.”
Pendeta Bell mengatakan, “Uskup Budde adalah seorang pendeta yang khawatir dengan jemaatnya. Ia mengingatkan presiden bahwa ia memiliki kekuasaan yang sangat besar dalam posisi yang dilantiknya sehari sebelumnya, dan untuk menggunakannya dengan bijak, dan tidak melupakan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil.”
Editor: OYR
Kirim Donasi