Juli 2024 | Seri 1Korintus

Hidup Sebagai Imitasi Kristus

1Korintus 11:1
Bagikan di:

“Jadilah imitasiku, sama seperti aku juga menjadi imitasi Kristus” (1Korintus 11:1)

Pengantar

Para ahli Perjanjian Baru secara umum meyakini bahwa surat-surat Paulus kepada Jemaat di Korintus benar-benar ditulis oleh Rasul Paulus. Keduanya ditujukan kepada jemaat yang ia rintis di Korintus pada sekitar tahun 50 Masehi dalam perjalanan misinya yang kedua.

Kota Korintus sendiri merupakan salah satu kota penting di masa pelayanan Paulus. Kota ini merupakan kota pelabuhan dan merupakan jalur perdagangan penting bagi Romawi. Pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, kota ini dijadikan ibu kota bagi provinsi Akhaia. Namun, kota ini juga memiliki sisi gelap yang sangat kontras dengan nilai-nilai Kekristenan, dimana kota ini memiliki pesta pora seksual untuk menghormati dewi cinta Yunani, Afrodit, sehingga dalam suratnya, Rasul Paulus mengangkat isu moral dan pernikahan (1Kor. 5:1-6:20).

Penduduk Korintus merupakan penduduk yang heterogen, yang berasal dari berbagai ras, termasuk orang-orang Yahudi dan Hellenis. Demikian juga dengan gereja di kota ini, terdiri dari gereja dengan latar belakang jemaat Yahudi dan non-Yahudi, yang mengakibatkan gereja di sini menjadi rawan konflik, baik karena faktor ajaran maupun budaya. Inilah yang pertama-tama menjadi fokus perhatian Rasul Paulus dalam suratnya (1Kor. 1:10-4:21).

Berdasarkan catatan dalam Kisah Para Rasul 18, para ahli  menduga bahwa Paulus menuliskan surat 1Korintus pada sekitar tahun 53-54 Masehi ketika Paulus sedang berada di Efesus. Namun, yang justru menjadi pertanyaan para ahli adalah apakah surat 1Korintus benar-benar merupakan surat pertama yang dikirimkan Paulus kepada jemaat di Korintus?

Dalam 1Korintus 5:9, Paulus menulis “Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul”. Apakah ini mengacu pada perkataan-perkataan Paulus sebelumnya dalam surat 1Korintus ini ataukah dia pernah mengirimkan surat sebelum surat ini?

Terlepas dari polemik itu, maka kita—sebagai pembaca sekarang—sebaiknya fokus pada esensi surat ini. Sebab, kalaupun ada surat yang lain kepada jemaat di Korintus sebelum surat ini, kita tidak punya teksnya sampai saat ini. Kalaupun ditemukan, maka isinya tidak akan mungkin melenceng dari penekanan teologis dalam surat ini.

***

Minggu I (7 Juli 2024)

JEMAAT YANG BERSATU
Fokus pada pemberitaan Kristus untuk mengatasi konflik

1Korintus 1:10-4:21; 12:1-14:25

Isu soal krisis kesatuan jemaat dibahas pada bagian pertama dari surat Paulus, khususnya masalah kepemimpinan dan kesombongan dalam jemaat, dimana ada yang merasa lebih dihormati atau lebih dibutuhkan eksistensinya dalam jemaat (1:10-4:21). Faktor perbedaan ekonomi juga menjadi isu lain yang memicu keretakan dalam jemaat, sebab jemaat yang lemah secara ekonomi merasa terabaikan ketika harus mengikuti kemauan dari orang-orang yang lebih kuat secara ekonomi (bdk. 11: 17-22). Pada dasarnya, Rasul Paulus mendorong jemaat untuk fokus pada pemberitaan tentang Kristus—yang telah merendahkan diri itu—supaya tidak terjebak pada jabatan pelayanan, keangkuhan, dan konflik dalam gereja.

 

Minggu II (14 Juli 2024)

KEKUDUSAN PERNIKAHAN
Hidup menurut panggilan Allah

1Korintus 5:1-7-40

Kekudusan pernikahan menjadi isu kedua yang dibahas Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Bagi Paulus, pernikahan adalah “obat penawar” melawan percabulan, tetapi bukan berarti pernikahan hanya dilihat dari sisi duniawi semata (5:1-6:20). Orang yang telah terikat dalam pernikahan haruslah menjaga keutuhan pernikahan itu dengan menghindari perceraian, sementara orang-orang yang dipanggil untuk “tidak menikah”, juga para janda dan duda sebaiknya mempertahankan panggilan mereka (7:1-40).

 

Minggu III (21 Juli 2024)

IMITASI KRISTUS

Hidup mengikuti teladan Kristus

1Korintus 8:1-11:34; 14:26-40

Rasul Paulus menjawab soal kebebasan yang kita peroleh dalam Kristus. Kebebasan itu membuat kita tidak lagi tunduk pada apa pun di luar Kristus. Tidak ada kuasa-kuasa di dunia ini yang dapat menggantikan Kristus, baik kuasa-kuasa berhala (8:1-13), kuasa masyarakat (9:1-27), bahkan kuasa Hukum Taurat (10:1-13). Tetapi itu bukan berarti kita bebas melakukan apa saja di dunia ini. Sebab, ada panggilan untuk memberitakan Injil dan hidup menurut Injil, yaitu dengan menjadi “imitasi Kristus” (mimētai Khristou).

 

Minggu IV (28 Juli 2024)

GIAT DALAM PEKERJAAN TUHAN
Spirit kebangkitan Kristus mendorong kita semakin giat dalam pekerjaan Tuhan

1Korintus 15:1-58

Kebangkitan Kristus sungguh-sungguh terjadi dan menjadi yang sulung dari kebangkitan orang percaya. Karena itu, dalam semangat kebangkitan Kristus, hendaknya orang-orang percaya hidup dalam pengharapan di dalam Injil Kristus, sebab melalui Injil kita diselamatkan. Dengan keyakinan itu, maka orang percaya didorong untuk bekerja lebih keras lagi dalam pekerjaan Tuhan (ay. 10), tidak goyah dan semakin giat (ay. 58), serta tidak lagi hidup dalam dosa (ay. 33-34).

Bagikan di:

Penulis:

Yosi Rorimpandei

Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC

Pelayanan Kategorial

DC Kids

Pelayanan Anak
0895-1771-8474

Youth Habakuk

Pelayanan Remaja & Pemuda
0821-1303-2727

Debora

Pelayanan Kaum Perempuan
0812-9744-1129

Efata

Pelayanan Kaum Pria
0853-1083-3921

Permohonan Doa

Jika Saudara membutuhkan dukungan doa khusus untuk didoakan di setiap jam doa kami, silakan mengisi Form Permohonan Doa.

Klik Di Sini

Kontak

Kontak Kami

Jika Saudara membutuhkan informasi atau layanan konseling, silakan menghubungi kami.

Alamat:

KAPEL ALFA
Taman Alfa Indah Blok J-1 No. 39
Jakarta Selatan

WhatsApp:

+62815-1341-3809