
Maranata! Ya Tuhan, Datanglah!
1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, Saudara-saudara, 2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. 2Tesalonika 2:1-2 (TB2)
Selalu saja terjadi—dan terus berulang—orang-orang Kristen “diteror” dengan ramalan kiamat. Pemicunya pun tidaklah jauh-jauh dari maraknya kabar tentang perang, bencana, kriminalitas, dan tanda-tanda di angkasa. Ini sudah berlangsung tak hanya setahun atau dua tahun, tapi sudah berabad-abad, bahkan sejak Alkitab itu ditulis.
Inilah yang membuat Rasul Paulus segera merespons kondisi yang terjadi di Jemaat Tesalonika, sebab ternyata ajarannya tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus (parousia), telah menimbulkan kebingungan dan kegelisahan di tengah-tengah jemaat. Rupanya ada orang-orang yang mencoba menafsirkan bahwa “kiamat segera datang”—bahkan mungkin saja ada yang telah menerka-nerka waktunya.
Lantas, bagaimana seharusnya kita sebagai orang-orang percaya merespons tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus?
Artikel Terkait
Alkitab mengajarkan kita untuk melihat peristiwa kedatangan itu sebagai kabar sukacita. Sebab, Kristus datang untuk menjemput kita supaya kita semua “terhimpun dengan Dia”. Jadi, bukan kabar menakutkan, apalagi membingungkan dan menggelisahkan.
Karena itu, kalaupun kita mendengar kabar-kabar soal “kiamat sudah dekat” atau “Tuhan Yesus akan segera datang”, tidak perlu risau ataupun panik! Bersukacitalah, sebab apa yang kita nanti-nantikan akan segera menjadi kenyataan.
Mari bersama-sama dengan seluruh orang percaya, kita bersukacita sembari berseru, “Maranata!”—sebuah istilah yang berasal dari bahasa Aramaik, yang berarti, “Ya Tuhan, datanglah!”
Di atas semuanya itu, marilah kita semakin tekun menjalankan perintah-perintah Tuhan Yesus, sebagaimana yang dicatat dalam Alkitab. Ini pun bukan lantaran Ia sudah mau datang, melainkan karena memang sudah menjadi tanggung jawab iman kita untuk senantiasa hidup menurut ajaran Kristus.

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC