Live Streaming:
Live Streaming:
Pokok Doa 4
Live Streaming:
Pokok Doa 4
Desember 2024 | Seri Surat Kolose

Kristus Yang Utama

Kolose 1:15
Bagikan di:

PENGANTAR SURAT KOLOSE

Sama seperti surat Efesus, dalam pasal 1:1 surat Kolose ini disebutkan bahwa surat ini ditulis oleh Rasul Paulus bersama-sama dengan muridnya, Timotius, dan ditujukan kepada jemaat di Kolose. Surat ini ditulis ketika Paulus berada dalam penjara di Roma bersama dengan Aristarkhus (4:10 bdk. Kis. 27:2). Artinya, surat ini ditulis tak berselang lama dengan penulisan surat kepada jemaat di Filipi, yaitu sekitar tahun 60-62 M.

Berbeda dengan kota Filipi, informasi mengenai kota Kolose tidak cukup banyak. Secara geografis, kota ini terletak di tepi Sungai Lycus di Asia Kecil, dekat Laodikia dan Hierapolis. Salah satu catatan Herodotus dari abad ke-5 SM menggambarkan Kolose sebagai “sebuah kota besar Frigia”. Pada abad ke-4 SM, Xenofon menuliskan bahwa Kolose adalah “sebuah kota yang padat penduduk, kaya dan besar”. Namun, pada masa Paulus, kota ini justru disebut oleh Strabo sebagai “sebuah kota kecil”. Bahkan, Laodikia dan Hierapolis dikatakan jauh lebih besar dibanding Kolose. Mungkin karena itulah Lukas tidak pernah menyebutkan nama Kolose dalam Kisah Para Rasul. Sementara, Paulus sendiri menaruh perhatian khusus kepada jemaat di Laodikia, dan meminta jemaat di Kolose untuk mengirimkan salinan suratnya ke sana (4:16). Bisa jadi, salah satu pertimbangannya adalah karena Laodikia merupakan kota yang besar.

Dengan minimnya informasi mengenai kota ini, maka kita hanya bisa merekonstruksi keadaannya berdasarkan surat Paulus ini. Dari surat Paulus ini kita memperoleh gambaran bahwa jemaat di Kolose berasal dari paganisme (1:12-13, 21, 27; 2:13; 3:5-7). Tetapi, dugaan ini mungkin tak sepenuhnya benar, mengingat pada zaman Paulus, sinkretisme antara berbagai aliran kepercayaan begitu kuat, dan terkadang sulit menarik garis batas antara suatu kepercayaan dengan kepercayaan lain.

Paulus sendiri sepertinya belum pernah ke Kolose (bdk. 1:4, 9; 2:13). Maka, muncul pertanyaan penting, siapa yang mendirikan jemaat di kota ini? Dari surat Paulus sendiri, indikasi paling kuat sepertinya merujuk pada Epafras (1:7; 4:12). Ia adalah teman sepenjara Paulus ketika Paulus menulis suratnya kepada Filemon (Flm. 23), bersama-sama dengan Onesimus (Kol. 4:9).

Keberadaan Epafras di penjara mungkin menjadi alasan mengapa Paulus mengirimkan surat kepada jemaat di Kolose melalui Tikhikus—bukan Epafras (4:7-8). Epafras mungkin meninggalkan Arkhipus untuk mengawasi jemaat saat ia pergi (4:17), dan Arkhipus merupakan salah satu pemimpin “jemaat rumah” di Kolose (Flm. 2).

Salah satu hal penting yang menjadi perhatian Paulus di Kolose adalah adanya sebuah “bidah” atau pengajaran yang menyimpang. Para penafsir Perjanjian Baru menyebut ajaran ini sebagai “Bidah Kolose”, yang ciri-cirinya disebutkan Paulus dalam pasal 2.

Pertama, merupakan “filsafat buatan manusia”. Ajaran mereka adalah “filsafat dan tipu daya yang kosong” (τῆς φιλοσοφίας καὶ κενῆς ἀπάτης) berdasarkan ajaran turun-temurun atau tradisi manusia (τὴν παράδοσιν τῶν ἀνθρώπων) (2:8). Paulus menyebut mereka menjalan ibadah atau agama buatan sendiri (ἐθελοθρησκίᾳ) (2:23) menurut ajaran “roh-roh dunia” atau bisa juga disebut “elemen-elemen dunia” (κατὰ τὰ στοιχεῖα τοῦ κόσμου) (2:8, 20); Kedua, mereka menyembah atau mengagung-agungkan malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (2:18); Ketiga, memerintahkan asketisme atau tindakan berpantang terhadap hal-hal tertentu sebagai bentuk “merendahkan diri” (ταπεινοφροσύνῃ) (2:18) dan “menyiksa diri” (ἀφειδίᾳ) (2:23). Paulus juga menyebutkan soal pantangan-pantangan mereka (2:21), termasuk juga soal aturan makanan dan minuman (2:16); Keempat, mengandung aspek-aspek mistisisme Yahudi. Ibadah atau penyembahan kepada malaikat nampaknya dipengaruhi oleh ajaran mistisisme Yahudi yang memandang malaikat sebagai agen penciptaan berdasarkan frasa “gambar kami” dalam Kej. 1:26 dan 3:22; Kelima, adanya aspek-aspek ajaran proto-Gnostisisme. Pernyataan Paulus dalam 2:2-3 menyiratkan pernyataan adanya dorongan kepada jemaat di Kolose untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan inti kekristenan agar mereka memahami “rahasia Allah” (τοῦ μυστηρίου τοῦ Θεοῦ). Dalam pandangan Paulus, rahasia itu sudah tersingkap (1:27). Selain itu, Paulus juga menggunakan istilah plērōma (πλήρωμα), yang merupakan istilah kaum Gnostik.

Dari apa yang diungkapkan Paulus, para ahli menyimpulkan bahwa ajaran palsu yang berkembang di Kolose merupakan ajaran Gnostisisme Yahudi, yaitu suatu bentuk sinkretisme antara mistisisme Yahudi dengan proto-Gnostisisme.

Menghadapi gangguan ajaran palsu ini, Paulus sangat menekankan bahwa Kristus lebih unggul dan lebih utama dari segala sesuatu. Karenanya, dalam surat ini, frasa “di dalam Dia”, “oleh Dia”, dan “melalui Dia” muncul berkali-kali, yang merujuk kepada Kristus.

***

Minggu I (1 Desember 2024) – Minggu Advent I (Pengharapan)

KEUTAMAAN KRISTUS
Kolose 1:13-23

Setelah menyampaikan ucapan syukur dan doanya bagi pertumbuhan iman jemaat Efesus, Paulus langsung masuk pada topik “keutamaan” atau “keunggulan” Kristus sebagai Penebus dosa (apolutrōsis): Ia adalah “gambar Allah yang tidak kelihatan” (eikōn tou Theou tou aoratou), “yang sulung” (prōtotokos), dan yang “lebih utama dari segala yang diciptakan” (pasēs ktiseōs) (ay. 15-17), Ia adalah “kepala tubuh” (kefalē tou sōmatos), yaitu “gereja” (ekklēsia), di dalam Dia “berdiam seluruh kepenuhan Allah” (plērōma katoikēsai), dan Ia adalah kurban penebusan (ay. 18-20). Dengan segala puji-pujian kepada Kristus itu, Paulus mengingatkan kembali jemaat di Kolose mengenai perubahan status mereka, dan mendorong mereka untuk bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak terguncang oleh ajaran-ajaran palsu yang mencoba mengaburkan keagungan karya Kristus.

Dalam konteks sekarang, sangatlah penting memiliki iman dan pengenalan yang benar akan Kristus untuk menghadapi rupa-rupa pengajaran yang berseliweran dalam berbagai bentuk.

FOKUS: Iman dan pengharapan kepada Sang Penebus.

REKOMENDASI LAGU PENGANTAR FIRMAN TUHAN:

 

Minggu II (8 Desember 2024) – Minggu Advent II (Kasih)

PELAYANAN KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS
Kolose 1:24-29

Rasul Paulus merasakan sukacita oleh karena ia bisa menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemberita firman atau pengajar kepada jemaat di Kolose. Inti dari tugasnya itu adalah bagaimana menyingkapkan betapa “kaya kemuliaan rahasia” (ploutos tēs doxēs tou mustēriou) di antara bangsa-bangsa, yaitu tentang Kristus yang adalah “pengharapan akan kemuliaan” (elpis tēs doxēs). Selanjutnya Paulus menggarisbawahi bagaimana ia mengorbankan segenap tenaga dan kekuatan untuk fokus pada pelayanan yang memimpin tiap-tiap orang kepada “kesempurnaan dalam Kristus” (teleion en Khristō).

Melalui pembahasan ini, kita diingatkan lagi untuk memfokuskan pelayanan kita kepada jiwa-jiwa yang kita layani agar dipimpin kepada “kesempurnaan dalam Kristus”. Pelayanan rohani ini tidak boleh dikacaukan dengan pelayanan-pelayanan materiil dan jasmani, yang membuat perhatian jemaat terdistraksi kepada hal-hal duniawi, bukan lagi kepada Kristus.

FOKUS: Pelayanan yang memimpin jiwa-jiwa kepada kesempurnaan dalam Kristus.

REKOMENDASI LAGU PENGANTAR FIRMAN TUHAN:

  • Bejana-Mu
  • Sampai Akhir Hidupku
  • Sungguh Indah
  • dan lagu-lagu yang menekankan pentingnya menyelami betapa agung dan mulia karya Tuhan dalam hidup kita yang memanggil kita untuk tetap setia melayani Dia.

 

Minggu III (15 Desember 2024) – Minggu Advent III (Sukacita)

BERAKAR & DIBANGUN DI DALAM KRISTUS
Kolose 2:6-23

Ancaman bidah di Kolose cukup mengkhawatirkan Paulus, sehingga sepanjang surat ini, Paulus mengkritisi ajaran palsu ini dengan kembali menegaskan pentingnya hidup di dalam Kristus. Pada perikop ini, secara jelas Paulus menyoroti soal ajaran tentang kehidupan asketik, yang penuh dengan pantangan. Ia menyebut ajaran ini sebagai bentuk “ibadah buatan sendiri” untuk memuaskan hidup duniawi. Selain soal hidup asketik, Paulus juga mengecam ajaran penyembahan kepada malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan. Semuanya itu ia anggap sebagai “filsafat kosong dan palsu” atau dalam teks Yunani disebut: filosofias kai kenēs apatēs (filsafat dan tipu daya kosong). Untuk mengatasi ajaran palsu ini, ada dua kata kunci penting digunakan Paulus yaitu “berakar” (errizōmenoi) dan “dibangun” (epoikodomoumenoi) “di dalam Dia” (Kristus). Artinya, sangatlah penting untuk “memperkuat iman” (bebaioumenoi tē pistei) dalam pengajaran yang mereka terima (didaskō) dan “melimpah dengan syukur” (perisseuontes en eukharistia).

Dari uraian Paulus ini ditekankan pentingnya jemaat yang berakar jika ingin dibangun di dalam Kristus. Berakar berarti menyatu dengan Kristus dalam pengenalan yang benar melalui pengajaran yang sesuai dengan kaidah ajaran Kristen (didaskalia). Pengajaran yang baik akan berdampak pada pertumbuhan yang baik juga.

FOKUS: Jemaat yang berakar dan bertumbuh dalam Kristus melalui pengajaran dan pertumbuhan yang baik.

REKOMENDASI LAGU PENGANTAR FIRMAN TUHAN:

 

Minggu IV (22 Desember 2024) – Minggu Advent IV (Perdamaian)

MANUSIA BARU
Kolose 3:1-17

Sebagai umat tebusan di dalam Kristus, kita telah dibangkitkan bersama Kristus. Penebusan itu adalah penebusan dalam iman, tetapi bukan berarti tanpa adanya konsekuensi hidup rohani. Untuk itu, Paulus mengarahkan jemaat pertama-tama untuk mencari “hal-hal yang di atas” (ta anō), mematikan segala sesuatu yang duniawi atau dalam teks Yunaninya secara harfiah berarti: “mematikan semua anggota tubuhmu yang duniawi” (nekrōsate oun ta melē ta epi gēs), dan mengenakan “manusia baru yang terus-menerus diperbarui” (ton neon ton anakainoumenon). Selanjutnya, Paulus mengutarakan tanggung jawab hidup sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya.

Setiap orang yang telah menerima anugerah keselamatan di dalam Kristus hendaknya mengalami perubahan hidup, dengan hidup yang penuh belas kasihan atau hati yang berbelas kasih (splagkhna oiktirmou), kemurahan atau kebaikan (khrēstotēta), kerendahan hati (tapeinofrosunēn), kelemahlembutan (pra’utēta) dan kesabaran (makrothumian).

FOKUS: Hidup sebagai manusia baru yang telah dikuduskan dan dikasihi Allah.

REKOMENDASI LAGU PENGANTAR FIRMAN TUHAN:

 

Minggu V (29 Desember 2024)

RUMAH TANGGA KRISTEN
Kolose 3:18-4:1

Paulus seperti mengulangi kembali apa yang ia tuliskan kepada jemaat di Efesus tentang hubungan antara anggota-anggota rumah tangga. Tetapi, jika kita membaca dengan teliti ada perbedaan penekanan antara apa yang disampaikan Paulus di Efesus dengan di Kolose. Di Efesus, Paulus fokus pada kasih Kristus sebagai dasar kesatuan keluarga, sementara di sini Paulus menekankan soal Kristus sebagai “tuan”, dan relasi dalam rumah tangga dibangun di atas dasar ketaatan sebagai hamba Kristus. Bahkan, poin penekanan Paulus lebih banyak pada relasi “tuan-hamba”: “Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya” (tō gar Kuriō Khristō douleuete).

Ketaatan kepada Tuhan hendaknya diekspresikan juga dalam relasi rumah tangga, baik antara suami dengan istri, orang tua dengan anak-anak, maupun dalam relasi kerja antara atasan dengan bawahan.

FOKUS: Membangun rumah tangga Kristen yang seharusnya di dalam Tuhan.

REKOMENDASI LAGU PENGANTAR FIRMAN TUHAN:

 

Tutup Tahun (31 Desember 2024)

NASIHAT PENUTUP
Kolose 4:2-6

Ada tiga nasihat penutup yang disampaikan Paulus dalam perikop ini, yaitu “bertekun dalam doa” (tē proseukhē proskartereite) dan “berjaga-jaga dengan mengucap syukur” (eukharistia); “hidup dengan penuh hikmat” (en sofia peripateite) dan “pergunakan waktu yang ada” atau “manfaatkan waktu dengan baik” (ton kairon exagorazomenoi); serta “berkata-kata penuh dengan kasih” (ho logos humōn pantote en khariti). Khusus dalam hal berdoa, Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Kolose untuk tetap mendoakan dirinya dan para pekabar Injil lainnya supaya mereka dapat memberitakan Injil dengan baik.

Dapat disimpulkan ada tiga poin penting untuk kita refleksikan di akhir tahun ini: Pertama, berdoa dan bersyukur senantiasa; Kedua, berhikmat dalam hidup; dan Ketiga, berkata-kata dengan penuh kasih.

FOKUS: Refleksi atas kehidupan rohani di tahun 2024.

REKOMENDASI LAGU PENGANTAR FIRMAN TUHAN:

[]

Bagikan di:
Penulis:


Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/baca/index.php on line 94


Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/baca/index.php on line 112

Live Streaming...

IBADAH MINGGU KE-4

Minggu, 26 Jan 2025 10:00 WIB

Ibadah GKRI Diaspora Copylas minggu ke-4

<br />
<b>Warning</b>:  Undefined variable $bto in <b>/home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/temaBawah.php</b> on line <b>84</b><br />
<br />
<b>Warning</b>:  Trying to access array offset on value of type null in <b>/home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/temaBawah.php</b> on line <b>84</b><br />
<br />
<b>Warning</b>:  Undefined variable $bto in <b>/home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/temaBawah.php</b> on line <b>84</b><br />
<br />
<b>Warning</b>:  Trying to access array offset on value of type null in <b>/home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/temaBawah.php</b> on line <b>84</b><br />
<br />
<b>Warning</b>:  Undefined variable $bto in <b>/home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/temaBawah.php</b> on line <b>84</b><br />
<br />
<b>Warning</b>:  Trying to access array offset on value of type null in <b>/home/u170274037/domains/gkridc.com/public_html/apl/utama/tampil/utama/temaBawah.php</b> on line <b>84</b><br />

ALAMAT KAMI

Jika Saudara membutuhkan informasi, layanan konseling atau ingin beribadah bersama kami, silakan menghubungi kami

Alamat:

KAPEL ALFA
Taman Alfa Indah Blok J-1 No. 39
Jakarta Selatan

WhatsApp:

+62815-1341-3809