
Pengenalan akan Kristus
“Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia yang telah memanggil kita untuk kemuliaan dan kebaikan-Nya” (2Petrus 1:3 – TB2)
Setiap kita tentu pernah—atau bahkan sedang—mengidolakan seseorang. Apakah dia seorang artis, tokoh politik, ulama, filsuf, teknokrat, atau bahkan seorang yang sangat dekat dengan kita: orang tua, kakak, adik, kakek, nenek, paman, bibi, dan sebagainya. Malahan, dalam sebuah tayangan podcast, seorang atlet pernah bercerita bahwa ia sangat mengidolakan lawannya sendiri, yang berkali-kali mengalahkan dirinya di atas lapangan.
Artikel Terkait
Semakin kita mengenal sosok yang kita idolakan itu, maka semakin banyak hal dari sosok itu akan mempengaruhi kita: Mulai dari penampilan kita, cara berbicara, sikap kita, hingga cara berpikir dan cara kita bertindak. Akibatnya, ketika orang lain melihat kita, dan orang itu juga mengenal sosok yang kita idolakan, ia akan melihat diri kita sebagai sosok idola kita. Artinya, kita semakin mirip dengan sosok idola kita.
Lalu, bagaimana dengan pengenalan kita akan Kristus? Adakah pengenalan itu telah turut mengubahkan diri kita? Jika tidak, maka kita sebenarnya hanya tahu tentang Kristus, tapi tidak mau tahu tentang Dia. Kita hanya tahu siapa diri-Nya, tapi tidak pernah mengidolakan Dia dalam hidup kita. Sebab, jika kita sungguh-sungguh mengidolakan Kristus dalam hidup kita, maka kita akan semakin lama semakin serupa dengan Dia. Amin!
SEMAKIN DALAM KITA MENGENAL KRISTUS, SEMAKIN SERUPA KITA DENGAN DIRINYA

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC